Wonogiri –18 Desember 2024, Puncak Perayaan HUT SMP Negeri 2 Wonogiri ke-63, semarak dengan Gelar Potensi Siswa. Mengusung tema ”63 Tahun SMP Negeri 2 Wonogiri, Berprestasi dan Menginspirasi”, acara menampilkan potensi dan talenta siswa-siswi berprestasi di hadapan seluruh siswa, guru, dan tamu undangan yang hadir.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan laporan dari Ketua Panitia, Wiyadi. Dalam sambutannya, Wiyadi menyampaikan bahwa Gelar Potensi Siswa bertujuan untuk menampilkan berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 2 Wonogiri, sebagai bagian dari upaya sekolah dalam menumbuhkan bakat dan minat siswa dalam melestarikan budaya.
Penampilan pertama, paduan suara siswa yang memukau hadirin dengan lagu Mars SMP Negeri 2 Wonogiri, Himne Esperow, dan Selamat Ulang Tahun. Dilanjutkan dengan karawitan siswa yang membawakan gendhing Ladrang Pangkur Padhang Bulan, Lancaran Wonogiri Sukses, Kuwi Apa Kuwi. Tidak mau kalah, bapak-ibu guru SMP Negeri 2 Wonogiri yang tergabung dalam Karawitan Guru Esperow, Dwija Laras, tampil membawakan gendhing Lancaran Suwe Ora Jamu, Gugur Gunung, Lesung Jumengglung, Mbok Ya Mesem, dan Kebo Giro.
Selanjutnya, persembahan tari Gambyong oleh ibu-ibu guru Esperow diiringi gendhing Ladrang Gambyong Mari Kangen. Tarian tradisional yang menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur ini, dibawakan dengan gerakan yang luwes dan anggun. Tidak kalah menarik, penampilan tari Sigrak Jurit, sebuah tari tradisional yang penuh dengan semangat dan dinamis, yang mengundang tepuk tangan meriah dari hadirin.
Kepala SMP Negeri 2 Wonogiri, Utami Padri Astuti, dalam sambutannya, mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung acara ini, mulai dari siswa, guru, tenaga pendidikan, komite sekolah, orang tua murid, dan lintas sektoral lainnya. Utami mengatakan bahwa SMP Negeri 2 Wonogiri merupakan sekolah yang unggul dalam prestasi, senantiasa menanamkan etika dan karakter generasi penerus bangsa. Beliau juga menyampaikan harapannya agar acara ini dapat mendorong siswa untuk terus mengembangkan potensi diri di berbagai bidang.
Unjuk potensi selanjutnya adalah Juara I Sesorah Bahasa Jawi Tingkat Provinsi, Hada Trinoto Wibowo Noerkanyoko. Siswa kelas VIIIG ini menunjukkan kemahiran berpidato bahasa Jawa yang luar biasa.
Acara dilanjutkan dengan penampilan siswa-siswa SMP Negeri 2 Wonogiri yang membawakan lagu Terima Kasih Guruku, sebagai wujud penghargaan dan rasa terima kasih kepada para pendidik atas dedikasi mereka. Dilanjutkan persembahan tari Kridhaning Jaran Bocah, yang mengisahkan tentang semangat dan keberanian anak-anak dalam melawan tantangan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Sriyanto, dalam sambutannya, memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya SMP Negeri 2 Wonogiri dalam menggali potensi siswa serta mendukung pelestarian budaya lokal. Hal ini perlu ditiru dan dijadikan rujukan dari sekolah lain di Kabupaten Wonogiri. Sriyanto menyampaikan bahwa SMP Negeri2 Wonogiri, prestasinya tidak diragukan lagi, sekolah ungulan yang mendapat kepercayaan masyarakat. Untuk itu, beliau mengimbau agar kepercayaan masyarakat tetap dijaga. Menutup sambutannya, Sriyanto berpesan kepada siswa-siswi SMP Negeri 2 Wonogiri agar tidak menyia-nyiakan kesempatan bersekolah di SMP Negeri 2 Wonogiri, yakni dengan mengukir prestasi.
Puncak acara adalah pagelaran wayang kulit oleh dalang remaja yang masih duduk di kelas 7, Ki Nareswara Praba. Ditandai dengan penyerahan tokoh wayang dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri kepada Nareswara Praba, sebagai simbol penghargaan dan dukungan terhadap seni tradisional. Dalang kelahiran17 Agustus 2011, putera pasangan Sigit Mursito dan Yayuk Sri Raharu, telah banyak mngukir prestasi, di antaranya: juara 1 Dalang Cilik Nasional 2019, Juara 2 Dalang Remaja Tingkat Provinsi, Juara 1 Nembang Macapat Kabupaten Wonogiri, Juara 1 Tari Kabupaten Wonogiri, Juara 1 Karawitan Pelajar SD, dan masih banyak lagi. Nareswara Praba membawakan lakon Musthika Mandura yang mengisahkan perjuangan Kakrasana, Narayana, dan Rara Ireng dalam menuntut ilmu di Padhepokan Widara Kandhang, di bawah didikan dan asuhan Demang Sagopa. Putra-putri Raja Basudewa dari Kerajaan Manduro, representasi dari generasi muda yang menggembleng diri, mengembangkan potensi agar dapat meneruskan kepemimpinan di masa mendatang. Cara Praba membawakan cerita menarik, seru, komunikatif, diselingi dengan guyonan, dan sarat nilai-nilai kehidupan.
Pesan yang disisipkan Praba, agar generasi muda mencintai dan melestarikan budaya, sesuai pepatah” Luhuring Bangsa Dumunung ing Budaya” yang artinya keluhuran suatu bangsa terletak pada budayanya.
