Di penghujung tahun 2021, SMP Negeri 2 Wonogiri menggelar empat seri kegiatan, yaitu: (1) Evaluasi Program Sekolah tahun 2021, (2) Rapat Pembagian Tugas Semester Genap tahun 2021/2022, (3) Pengimbasan Guru Penggerak, dan (4) Sosialisasi Akreditasi Sekolah. Kegiatan diselenggarakan selama dua hari, Senin, 27 Desember dan Selasa, 28 Desember 2021, diikuti seluruh guru dan tenaga administrasi SMP Negeri 2 Wonogiri.
Pada hari pertama, Kepala SMP Negeri 2 Wonogiri, Utami Padri Astuti membuka kegiatan sekaligus menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi program kegiatan sekolah. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa monitoring dan evaluasi wajib dilaksanakan, baik secara internal melalui Supervisi dan PKG, maupun eksternal melalui Monitoring 8 Standar dan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Utami Padri Astuti memberikan apresiasi kepada seluruh pendidik dan tenaga administrasi SMP Negeri 2 Wonogiri yang telah bekerja sama dan bekerja keras melaksanakan program sekolah. Meski masih ada kekurangan, bisa diperbaiki di tahun berikutnya. Jika ditemukan kendala, hendaklah selalu dikoordinasikan, mengingat sekolah adalah sebuah team work, dan SMP Negeri 2 Wonogiri merupakan satu team work yang sangat solid.
Dalam Koordinasi dan Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Tambahan Semester Genap tahun 2021/2022, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Wonogiri, dibantu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Nur Widhi Hastuti, menjabarkan tugas masing-masing tenaga pendidik dan tenaga administrasi sekolah beserta job description masing-masing.

Kegiatan hari ke-2, Pengimbasan Guru Penggerak oleh Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Wonogiri, Saleha dan Wahyu Listyono.
Saleha mendiseminasikan Filosofi Pendidikan Nasional menurut Ki Hajar Dewantara serta Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak. Ki Hajar Dewantara meletakkan Dasar-Dasar Pendidikan sejak tahun 1922 yang sampai sekarang tetap relevan dan sangat mendukung tujuan Pendidikan Nasional. Menurut Ki Hajar Dewantara, hasil akhir pendidikan adalah budi pekerti.

Sebagai pendidik diharapkan mampu menuntun “bukan menuntut” dan memberi keteladanan yang konsisten. Anak harus diberi kebebasan berdeferensiasi. Pendidik untuk tetap terbuka, namun tetap waspada terhadap perubahan perubahan-perubahan yang terjadi. Siswa diharapkan mampu menciptakan sesuatu, kalau pun meniru, harus disesuaikan dengan kebudayaan kita.
Sekolah ibarat tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga dan melindungi murid dari hal yang tidak baik. Dengan demikian karakter murid tumbuh sesuai Profil Pelajar Pancasila yaitu: (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong royong, (4) kreatif, (4) bernalar kritis, dan (5) mandiri.
Guru penggerak memiliki peran sebagai berikut: (1) menjadi pemimpin pembelajaran, (2) menggerakkan komunitas praktisi, (3) menjadi coach bagi guru lain, (3) mendorong kolaborasi antarguru, (4) dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Nilai-nilai yang harus dimiliki guru penggerak adalah sebagai berikut: mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.
Wahyu Listyono, memaparkan pentingnya pengembangan managemen sekolah dan membangun budaya positif. Dalam mewujudkan budaya positif, perlu disiplin. Sekolah harus menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman. Untuk menciptakan anak-anak yang merdeka, perlu disiplin yang kuat yang berasal dari dirinya (self disiplin). Sosialisasi Akreditasi Sekolah oleh Kepala SMP Negeri 2 Wonogiri, menjadi penutup rangkaian kegiatan ini.